Jika berbicara tentang Mesir, ada satu bangunan yang paling terkenal yang akan segera terbayang di benak Anda, yaitu Piramida. Piramida di Mesir, memang kerap kali mengundang banyak pertanyaan, terutama bagi para arkeolog. Mulai dari untuk tujuan apakah Piramida itu dibangun, sampai kepada siapakah yang telah membangunnya? Semua pertanyaan-pertanyaan itu masih menjadi misteri yang belum terjawabkan secara pasti.
Contohnya pembangunan Great Piramida di Giza. Bayangkan sendiri oleh sobat Penghuni 60, menurut keadaan saat itu serta berdasarkan kesimpulan para arkeolog, bahwa penduduk Mesir saat itu mencapai 50 juta orang. Sedangkan, pembangunan Piramida terjadi pada tahun 3.000 SM, yang mana saat itu jumlah penduduknya sekitar 20 juta orang. Lalu siapa sisanya yang 30 juta orang?
Disinilah, teori-teori mulai diungkapkan. Dari sekian banyak teori yang ada, dua diantaranya mendapatkan banyak dukungan tentang kebenarannya. Berikut kedua teori itu:
1. 30 juta orang misterius itu bisa jadi Alien dari planet lain
Memang teori ini sebenarnya agak konyol, tapi sampai detik ini pun misteri tentang keberadaan Alien dari planet lain belum bisa dibuktikan kebenarannya. Namun perlu diketahui, laporan tertua mengenai adanya pesawat dari luar angkasa yang mendarat di bumi ini asalnya dari abad ke-15 sebelum Masehi, yaitu ditemukan dalam sebuah tulisan Mesir kuno atau biasa dikenal dengan papirus, yang mana tulisan kuno tersebut merupakan cuplikan yang berasal dari dalam buku harian Raja Thutmosis III yang berkuasa pada tahun 1504-1450 SM. Raja Thutmosis III merupakan raja Mesir terbesar di masa lalu yang memiliki daerah kekuasaan hingga ke sungai Euphrat dan Sudan.
Dalam laporan itu menunjukkan kejadian yang terjadi saat Thutmosis III sedang melakukan ekspedisi penaklukkan yang ia pimpin secara langsung. Nah, dalam perjalanannya itulah Thutmosis III sempat melihat adanya sebuah lingkaran api yang muncul terbang di angkasa dengan panjang sekitar 1 rod atau ± 5 meter tanpa mengeluarkan suara bising serta bergerak sangat perlahan namun bertambah tinggi dan terus naik ke angkasa menuju ke Selatan kemudian menghilang ditelan kegelapan malam.
Dari situlah timbul teori bahwa alien memang sudah mulai mengunjungi bumi sejak jaman dahulu kala.
Lalu hal menarik lainnya juga ditemukan pada analisa pengukuran ketinggian Piramida di Giza yang jika dikalikan dengan angka 1 milyar, maka akan diperoleh jumlah 148.208.000 km, angka jumlah tersebut ternyata sangat mendekati angka jarak antara Bumi ke Matahari yaitu 149.450.000 km. Apakah ini hanya kebetulan semata?
Sekarang kita beralih kepada contoh menarik lainnya. Ada sebuah pulau terkenal dengan nama Elefantine atau Gajah di Mesir. Konon katanya, pulau tersebut sudah sejak dulu kala bernama Pulau Gajah. Pulau ini mungkin diberikan nama tersebut sesuai dengan bentuknya, terutama jika dilihat dari atas langit, yang mana pulau ini menyerupai gading seekor gajah. Lalu, darimana orang Mesir kuno bisa memberi nama “Gajah” untuk pulau itu? Apakah ini juga kebetulan yang kedua? Hmm, terlalu banyak kejadian-kejadian yang mengarah kepada 'kebetulan'. Apakah tidak ada penjelasan secara ilmiahnya?
Teori ini pun masih menjadi misteri.
2. Piramida itu dibangun jauh lebih awal dari yang diperkirakan
Dalam teori kedua ini, ilmuwan memperkirakan keadaan Mesir sekitar ribuan tahun yang lalu. Menurut mereka, Mesir pada ribuan tahun lalu itu dihuni oleh suatu bangsa yang mempunyai teknologi tinggi serba canggih. Namun sayangnya, bangsa yang berteknologi tinggi ini pun akhirnya musnah terkena bencana Nuh, yaitu berupa banjir besar melanda muka bumi ini.
Menurut ilmuwan pula, ketika kita melihat pada badan patung Sphinx, maka kita akan menemukan bekas termakan karat atau erosi. Nah, dari sinilah akhirnya ilmuwan pun berprediksi bahwa patung Sphinx itu mungkin dibuat jauh lebih awal, kemungkinan ribuan sampai puluhan ribu tahun yang silam sebelum masehi.
John Washeth, seorang sarjana yang menjadi penulis buku berjudul "Ular Angkasa" mengungkapkan pendapatnya mengenai bangunan piramida dan patung Sphinx. Katanya, kedua bangunan tersebut jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan lainnya sangatlah jauh berbeda, John memperkirakan keduanya dibangun pada masa yang jauh lebih silam.
Dalam buku yang ia tulis juga mengatakan, "perkembangan kebudayaan Mesir, mempunyai kemungkinan tidak berasal dari wilayah aliran sungai Nil, akan tetapi mungkin juga berasal dari kebudayaan yang jauh lebih awal lagi."
Swalle Rubich, seorang ahli ilmu pasti pun ikut berpendapat, ia menuangkan pendapatnya dalam buku "Ilmu Pengetahuan Kudus". Disitu ia mengungkapkan bahwa pada tahun 11.000 SM budaya Mesir kemungkinan adalah sebuah budaya yang hebat. Dan di saat itu patung Sphinx memang belum ada, terbukti dari adanya bekas erosi yang ditemukan pada badan Sphinx. Bekas erosi itu menunjukkan bahwa telah terjadi banjir yang sangat besar dan hebat, sehingga ketinggiannya mampu mencapai badan Sphinx.
Lalu jika kita memperhatikan Piramida Khufu yang berada di Giza. Bangunan tersebut adalah bangunan batu dengan berbagai ruangan di dalamnya yang memiliki luas 4.072 meter persegi. Jika kita perhatikan balok batu yang digunakan untuk membangunnya itu berjumlah 2,3 juta batu. Yang mana masing-masing batu memiliki berat berbeda berkisar antara 2,5 ton hingga 50 ton. Anehnya, batu-batu ini sanggup disusun hingga mencapai tinggi 481 kaki.
Kalo dipikir-pikir, bagaimana cara mereka membawa batu-batu itu? Sebuah teori mengatakan mereka membawa batu itu dengan menggunakan batang-batang pohon yang dijajar lalu digelindingkan. Jika memang seperti itu pastinya akan membutuhkan ratusan ribu jumlah batang kayu. Lalu darimana Fir'aun Mesir bisa mendapatkan semua batang kayu itu?
Dan yang lebih membuat kita tidak habis pikir, adalah bagaimana cara mereka mengangkat batu-batu berat itu hingga sampai ke atas? Juga bagaimana mereka memotong-motong batu itu hingga terbentuk sudut yang tegak disebelah Tenggara, hanya setengah inci lebih tinggi dari sudut yang ada di bagian Barat Laut. Agak mustahil memang?
Namun, tetap saja teori ini masih menjadi misteri.
Kedua teori di atas, memang lebih banyak diterima oleh para ilmuwan, meskipun bukti-bukti yang pasti masih terus dicari sampai sekarang. Sama halnya dengan keberadaan Candi Borobudur di negara kita, yang juga masih menyimpan banyak teka-teki. Apakah bangunan-bangunan besar pada masa lalu, memang sengaja dibangun untuk tujuan tertentu? Apakah tujuan tertentu itu menyangkut tentang astronomi? Ataukah ada tujuan yang lain yang masih belum terungkap?
No comments:
Post a Comment