Thursday, April 3, 2014

Pengetahuan Lebih Berharga Dari Harta Karun

Yang namanya korupsi, memang sudah melekat erat dalam urat nadi manusia. Semua individu, pasti memiliki sebagian kecil dari sifat yang mendasari sebuah tindakan yang bernama 'korupsi' ini. Akui saja, bahwa setiap orang pasti pernah melakukan yang namanya korupsi. Entah itu korupsi dalam hal yang menyangkut uang, maupun hal yang lainnya. Misalnya, korupsi waktu, korupsi jam kerja, dan lain sebagainya. Meskipun tindakan tersebut menurut kita biasa-biasa saja. Namun, pada dasarnya sifat-sifat tersebutlah yang kelak akan memotivasi kepribadian kita untuk melakukan korupsi yang jauh lebih besar.

Pengetahuan Lebih Berharga Dari Harta Karun

Berbicara tentang korupsi, penyakit yang satu ini memang belum ditemukan obatnya. Bahkan di beberapa negara sekali pun masih belum tahu bagaimana caranya memberantas yang namanya korupsi ini. Alhasil, bukannya malah hilang dari permukaan bumi, bahkan semakin meluas ke berbagai bidang. Prakteknya pun semakin terselubung saja, malah sulit tercium bahwa tindakan itu adalah korupsi.

Sebuah kisah tentang korupsi yang terselubung ini, pernah menjadi pembahasan di dalam forum-forum luar negeri. Dan kisah ini, bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk kita. Bahwasanya, korupsi itu bisa ada di mana saja.

Apakah sobat Penghuni 60 mau tahu kisahnya? Yuk, kita simak kisah inspiratif berikut ini:

-------------------

Dikisahkan ada sebuah perampokan yang dialami oleh sebuah bank. Para perampok dalam bank itu berseru pada sanderanya, "jangan ada yang bergerak! Hilangnya uang yang ada di bank ini tidaklah penting bagi kalian. Jadi, serahkan saja uangnya pada kami, maka nyawa kalian akan selamat!" ancam si perampok.

Sebenarnya, ini bukanlah bentuk ancaman biasa, tapi ini yang disebut dengan Merubah Paradigma. Otak manusia itu gampang dipengaruhi cara berpikirnya saat berada dalam tekanan.

Saat teller wanita berada dalam rasa ketakutan yang teramat sangat, hingga tubuhnya terlihat gemetaran, perampok itu pun berkata, "jangan khawatir nona. kamu isi saja yang penuh kantong kami dengan uang. karena kami kesini adalah untuk merampok, bukan untuk memperkosa."

Ucapan perampok ini boleh dikatakan sebagai Profesionalitas. Dimana tujuan awal akan tetap menjadi tujuan awal tanpa adanya pengalihan tujuan yang bisa mengagalkan misi.

perampok
Perampokan Bank | Photo Credit

Setelah para perampok itu kabur, mereka pun bersembunyi di markas. Salah seorang dari mereka yang baru saja menamatkan sekolah perguruan tinggi berkata kepada pemimpin mereka yang ternyata hanya tamatan SD saja, "Mari kita hitung saja uangnya lalu dibagi rata." ucapnya.

Tapi sayang, pemimpin mereka yang tamatan SD itu dengan tegasnya menjawab, "Sabar teman, jangan naif. Lebih baik kita diamkan terlebih dahulu sambil memantau berita di TV, karena jika dibagi sekarang akan sangat beresiko."

Ucapan sang pemimpin itu bisa kita sebut sebagai Pengalaman. Karena di jaman ini, pengalaman jauh lebih berharga ketimbang ijazah.

***

Sementara itu.... kondisi di bank setelah dirampok.

Dengan sigap sang Manager bank segera melaporkan kejadian perampokan itu ke pimpinan pusat, dan segera memberi tahu jumlah kerugian kepada pihak yang berwajib. Akan tetapi, pimpinan pusat malah memberikan perintah balik, "Jangan lupa tambahkan saja 150 juta dalam laporan itu!"

Maka dengan segera Manager bank tersebut menambahkan uang dalam laporan sejumlah 170 juta! Itu berarti ada lebihan 20 juta yang masuk ke dalam kantong pribadinya. Sungguh licik!

Keesokannya, reporter TV mulai mengumumkan dalam sebuah berita, "Telah terjadi perampokan Bank A kemarin sore. Menurut laporan pihak berwajib yang mengabarkan kepada pers mengatakan bahwa kerugian yang ditaksir itu mencapai sejumlah 200 juta."

Awalnya, ketika para perampok melihat berita di TV, mereka langsung merasa kegirangan. Kemudian dengan antusias mereka mulai menghitung hasil rampokan mereka. Setelah dihitung, ternyata jumlahnya  hanya 30 juta saja. Sang pemimpin perampok pun menjadi geram, "Sial! kita yang bersusah payah hingga bertaruh nyawa sekalipun, tapi tetap saja bank yang beruntung besar! Bodohnya kita hanya sekolah tamatan SD!"

Inilah yang disebut:
"Pengetahuan Lebih Berharga dibanding Harta Karun."
Sementara pihak bank tertawa puas. Kerugian yang dialami bank sudah diganti semua oleh pihak asuransi. Pasar saham juga aman karena adanya peristiwa perampokan ini. Dan satu lagi yang diuntungkan, yaitu Manager bank. Kini saldo rekeningnya bertambah lagi.

Ulah seperti inilah yang bisa kita sebut sebagai Kejahatan Kerah Putih.

-------------------

Sekarang pertanyaannya adalah, "Siapa sebenarnya yang jadi perampok dan yang dirampok?"

Memang ini hanyalah skenario belaka. Akan tetapi sudah menjadi topik yang lagi ngetren di forum-forum luar negeri, karena cerita ini menyimpan banyak pelajaran bernilai tinggi, juga merupakan sindiran yang halus tentang korupsi yang sudah merajalela hingga menembus berbagai bidang kehidupan. Serta tertutupi begitu halusnya, sehingga tak ada satu pun yang bisa mencium keberadaan korupsi itu. Terkecuali si pembuat skenario itu sendiri.

So, belajarlah yang rajin, menuntut ilmu setinggi mungkin, agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain. ^_^




Signp60


No comments:

Post a Comment