Sunday, May 11, 2014

Tapak Raksasa, Teka-teki Di Pantai Sunyi

Tapak Raksasa, Teka-teki Di Pantai Sunyi

Suatu ketika ada kalanya seseorang harus menghadapi suatu kenyataan yang merisaukan. Memeras emosi. Misalnya mendengar suara yang aneh yang menakutkan di saat sendirian di malam sepi. Dalam beberapa saat orang itu bisa tercekam rasa takut. Ada pula yang melihat sesuatu, dan tidak bisa memastikan sesuatu itu apa, langsung saja jantungnya berdetak dengan keras. Rasa takut menyerang cepat. Bisa jadi sampai berminggu-minggu masih tercekam rasa takut, penasaran ingin mengetahui, tetapi juga takut. Emosi lebih giat bekerja daripada pikiran.

Ini adalah sebuah kisah nyata. Kisah nyata yang dialami oleh seseorang yang tidak sengaja dihadapkan pada misteri ini. Misteri yang membuatnya hampir menjadi gila.

Dialah Mr. Wilson, seorang penduduk kota kecil Devon di Inggris punya pengalaman yang sangat menarik, yang menggoncangkan jiwanya dengan hebat. Malam itu di bulan Oktober 1950, Mr. Wilson membaca koran di dekat perapian. Seorang diri. Udara dingin. Tetapi Mr. Wilson merasa tubuhnya meriang. Panas dingin. Jantung berdetak kencang. Dia mencoba menumpas rasa tidak tenteramnya dengan membaca, namun tidak berhasil. Semakin dia renungkan kejadian siang tadi, semakin risaulah hatinya. Dia mencoba melupakan apa yang dilihatnya tadi siang. Tapi gagal. Justru bayangan kejadian tadi siang malahan terus menggoda. Berkali-kali saputangan mengusap wajahnya yang terus berkeringat. Dia resah. Dia tak bisa memecahkan teka-teki yang tiba-tiba disodorkan kepadanya tadi siang. Suatu teka-teki dari alam.

Mr. Wilson mendiami sebuah rumah yang besar di pinggir pantai Devon. Penampilannya meyakinkan. Tubuhnya jangkung. Selalu murah senyum walau tatapan matanya tajam. Tidak ada kesan pemurung atau orang yang senang bermimpi di siang hari bolong. Dia dulu seorang pengusaha di Amerika, tetapi lalu bangkrut dan kembali ke desanya.

Suatu pagi dia ke pantai dimana dulu di masa mudanya dia senang bermain-main di situ. Pantai yang indah, sepi dan nyaman. Di pantai itulah peristiwa itu terjadi. Pantai yang indah walau tidak begitu luas, karena tertutup dan dikelilingi dinding karang, dan sama sekali tidak kelihatan kalau tidak memanjat dinding karang itu. Satu-satunya jalan menuju ke pantai harus melewati pintu gerbang besi yang cukup tinggi. Di musim panas, untuk melewati pintu gerbang itu orang harus membayar. Pada musim dingin, pintu gerbang ditutup rapat.

Pagi itu pintu gerbang ditutup. Tetapi sebagai penduduk asli disitu semasa kecilnya. Wilson masih ingat jalan lain menuju ke pantai. Dengan melewati halaman belakang rumahnya, memanjat pagar batu karang yang tidak begitu tinggi, akan sampailah ke pantai. Pagi itu Wilsan melewati jalur itu untuk ke pantai.

Pantai terhampar hampir rata dengan permukaan laut. Begitu tenang. Pasang meninggalkan kesan yang indah. Pasir rata sekali dan mengkilat bagaikan bentangan kaca. Pemandangan pagi itu tak begitu dihiraukan oleh Wilson. Ada sesuatu yang lebih menarik perhatiannya. Hampir-hampir Wilson tak mempercayai apa yang dilihatnya. Berkali-kali ia mengusap mata, seakan-akan ingin meyakinkan apa yang dilihatnya.

Lalu apa sih yang dilihatnya?

Dari batas permukaan laut terlihat tapak-tapak berukuran besar yang jelas sekali di permukaan pasir. Pasir basah itu bagaikan diiris mengikuti bentuk tapak. Ukuran tapak itu mengagumkan, membuat jantung Wilson berdetak kencang. Jarak satu tapak dengan yang lain tak kurang dari 180 cm. Ternyata tapak itu bermula dari batu karang, menurun, dan langsung ke laut.

Walau kaget dan heran, sikap Wilson berikutnya adalah melangkah mengikuti jejak itu. Dengan penuh perhatian ia mengamati tapak itu. Dia mencoba melangkah seukuran jarak antara tapak satu dengan tapak berikutnya. Setelah mencopot sepatu dan kaos kakinya, dia meloncat-loncat mengikuti tapak itu. Tetapi walau dia jangkung dan berkaki panjang, langkahnya tak bisa mengikuti tapak itu. Tapak itu seperti tapak kuda berukuran besar, dan begitu dalam masuk ke pasir. Yang lebih mengherankan, tapak itu jelas sekali. Tak ada pasir-pasir yang berguguran di sekeliling bagian dalam tapak itu. Pasir seperti diiris dengan senjata tajam.

Setelah mengamati tapak itu, Wilson melangkah ke batu karang lagi, lalu mengikuti tapak itu sampai ke laut. Tapak-tapak itu hanya menunjukkan satu arah. Tak ada arah kebalikannya. Seakan-akan si pemilik tapak itu hanya menuju ke laut, dan tidak kembali lagi. Kalau kembali lagi ke darat tapaknya harus dua arah. Mungkin si pemilik tapak itu -entah makhluk apa- kembali lewat jalan lain? Wilson sangat paham daerah itu, tak mungkin lewat jalan lain, karena pantai itu terkurung bukit karang. Yah, mungkin saja lewat jalan lain, tetapi harus lewat diseberang bukit karang.

Tapak siapa itu? Tapak binatang laut? Binatang darat? Kalau tapaknya saja sebegitu besar, dan jaraknya satu tapak dengan tapak lain cukup jauh, pastilah binatang itu besar dan tinggi. Kalau binatang laut, lalu apa? Kalau binatang darat, mengapa ke laut? Wilson mereka-reka sendiri. Mungkin binatang yang bersayap? Pertanyaan itu dijawabnya sendiri. Mungkin juga. Tetapi binatang bersayap apa? Tak tejawabkan. Dia jadi bingung sendiri.

Kejadian di pagi dan siang itu nampaknya sangat merisaukan hati Wilson. Dia merasa disodori teka-teki yang teramat sulit, dan tak ada yang diajak mencari jawabannya. Tetapi dia juga kepingin menemukan jawabannya. Beberapa jam dia bergulat dengan suara hatinya sendiri. Akhirnya malah bingung dan juga merasa takut.

Begitu senja tiba, dia semakin resah. Teka-teki belum terjawabkan. Kini daya khayalnya mulai berkembang sejalan dengan tibanya malam. Bukankah tidak mustahil bila makhluk atau binatang yang memiliki tapak besar itu kembali lagi ke pantai? Bukankah tidak mustahil bila si makhluk itu bisa berjalan-jalan sampai ke mari? Hati Wilson semakin kecil. Kalau tapaknya saja sebegitu besar, pastilah tubuhnya besar sekali. Wilson termenung. Pusing. Tidak bisa tidur semalaman.

****

Pertanyaan yang menggoda Wilson sebenarnya sudah banyak dipertanyakan orang. Orang lain yang pernah mengalami kejadian seperti Wilson. Di tahun 1855, di daerah Exter dan daerah Devon sebelah selatan, pernah terjadi peristiwa yang sama. Di bentangan salju yang tebal, pagi itu penduduk melihat sesuatu yang membuat mata membelalak. Terdapat tapak-tapak aneh, berukuran besar. Panjangnya tak tanggung-tanggung. Nampaknya seperti tapak binatang berkaki empat. Jarak satu tapak dengan tapak yang lain cukup jauh. Terpencar-pencar walau membentuk satu garis. Belum sampai penduduk bisa menjawab teka-teki, mata semakin membelalak ketika melihat tapak serupa itu juga terdapat di atap-atap rumah, di dinding, bahkan juga di pagar. Tapak apa itu?

Tapak Raksasa, Teka-teki Di Pantai Sunyi

Dengan cepat kejadian aneh itu tersebar luas. Beberapa minggu terus menjadi bahan pembicaraan. Bahkan pers setempat tak henti-hentinya memberitakan buntut peristiwa aneh itu. Mewawancarai orang yang dianggap bisa memecahkan teka-teki itu. Termasuk dukun dan peramal. Ada yang mengatakan itu tapak binatang biasa. Tetapi tidak bisa menjelaskan binatang apa. Adakah binatang di dunia ini yang memiliki tapak sebesar itu, dan bisa berjalan memanjat dinding seperti cicak? Tak sedikit yang mengatakan atau menyebut tapak itu adalah tapak setan. Setan yang gentayangan. Pendapat terakhir inilah yang semakin mengobarkan demam tapak itu. Orang dihinggapi rasa takut. Takut keluar rumah di malam hari.

Tanpa pernah terpecahkan, teka-teki itu lenyap sendiri. Orang tak membicarakannya lagi, dan juga tak takut keluar rumah lagi. Teka-teki misteri Devon itu tak pernah terjawab. Dan tak pernah muncul lagi.

Sampai tahun 1908 tak pernah terdengar lagi berita mengenai tapak aneh atau tapak setan. Orang melupakannya. Tapi tahun itu masyarakat di Newark sampai Cape May di New Jersey, Amerika Serikat digegerkan dengan adanya tapak aneh di salju. Ukurannya besar, dan mirip tapak kuda. Tapak itu juga terdapat di pagar, bahkan di kedua sisi pagar. Anehnya juga terdapat pada sisi kayu yang luasnya hanya beberapa inci. Tapak apa sebenarnya itu?

Tapak Raksasa, Teka-teki Di Pantai Sunyi
Jejak Misterius di Salju tahun 1855

Seperti halnya misteri Devon, misteri di New Jersey itu tak pernah terjawab. Akhirnya lenyap tak dibicarakan lagi.

****

Kejadian yang menimpa Wilson sempat menjadi bahan pembicaraan. Dan bagi Wilson sendiri kejadian itu sempat membuat hatinya risau. Peristiwa yang terjadi di tahun 1950, bulan Oktober tersebut terus membekas di hati Wilson. Dia tak sanggup lagi memikul beban moril yang terasa berat itu. Akhirnya Wilson berkonsultasi dengan seorang ahli jiwa dan juga ahli kebatinan. Tidak mendapat jawaban yang memuaskan, tetapi toh berhasil mendapatkan sedikit ketenangan. Makhluk apa yang memiliki tapak besar, bisa memanjat dinding karang, bahkan sampai ke atap rumah serta pagar, tetap merupakan teka-teki.

Barangkali ada diantara sobat Penghuni 60 yang bisa menjawabnya?




Signp60


No comments:

Post a Comment