Friday, June 29, 2012

Komunitas Anak Punk Makin Pesat

Komunitas Anak Punk Makin Pesat

Siapa yang menyangka, bermula dari sebuah aliran musik yang lahir di awal tahun 1970 an, kini berubah menjadi sebuah gaya hidup tersendiri dikalangan anak-anak muda jaman sekarang. Kalian pasti sering melihat, saat ini hampir di tempat-tempat umum, di jalanan atau di lampu merah sering sekali kita temukan sekelompok anak-anak muda yang nongkrong bergerombol yang berpakaian mungkin aneh menurut sebagian dari kita.

Kenapa aneh? Ada yang mungkin bilang mereka itu bergaya norak-lah, urakan-lah, kayak orang gila-lah. Banyak sekali yang mungkin akan terlontar begitu saja dari sebagian orang yang belum mengenal mereka. Belum mengenal gaya hidup mereka. Belum mengenal komunitas mereka yang seringkali disebut dengan komunitas anak punk.

Apa sih komunitas anak punk itu? Bagaimana komunitas ini mulai berkembang pesat di Indonesia?

Perlu kalian ketahui, meskipun gaya mereka yang funky dengan aksen rambut mohak, bertindik dibagian tubuh yang mereka sukai dan memakai aksesoris berbahan besi atau metalic lain, serta bibir dan kantung mata dicat berwarna hitam hingga mereka terlihat menakutkan oleh sebagian orang, sebenarnya di balik itu semua, banyak sekali cerita yang tersimpan.


Meskipun tak jarang komunitas ini acapkali dinilai publik sebagai komunitas yang bisa dikategorikan komunitas paham anarkisme, karena setiap aksinya seringkali menimbulkan kekacauan, bentrok dengan aparat satpol PP, dan tak peduli dengan yang mereka lakukan. namun sebenarnya, kamunitas punk ini hanyalah segerombolan orang-orang cuek yang ingin memerdekakan dirinya dalam gaya hidup keras yang mereka anut.

Tapi, betulkah mereka secuek dan semenakutkan itu?

Aku katakan, mungkin sebagian iya, tapi ada juga yang tidak. Aku jadi ingin bercerita sedikit tentang mereka yang menurutku mereka tidak secuek itu. Suatu waktu, saat itu aku sedang dalam perjalanan pulang kerja, seperti biasa karena aku tidak mempunyai kendaraan sendiri, maka pulang pergi kerja selalu menumpang Angkot. Waktu itu siang yang cukup terik, dan sedang ada perbaikan jalan, sehingga jalan yang tadinya satu arah, sementara berubah menjadi dua arah, dikarenakan sisi jalan yang lain sedang diperbaiki. Saat keadaaan yang macet dan terus merayap rapat. Kulihat diseberang sana seorang nenek tua yang sedang kebingungan, dia kebingungan ingin menyeberang jalan tapi takut dengan kendaraan yang berbondong-bondong terus sambung menyambung tiada henti dan sela untuk bisa menyeberang. Namun, tidak berapa lama, beberapa anak punk nampak menghampiri si nenek. Aku tidak berpikir sama sekali bahwa mereka itu akan membantu si nenek menyeberang. Tapi seperti itulah kejadiannya. Beberapa anak punk itu dengan tenang berusaha menghentikan laju kendaraan yang lewat sambil menuntun si nenek sampai keseberang. Ternyata di balik penampilan mereka yang urakan itu, masih terselip rasa kemanusiaan yang tinggi. Itulah, kenapa aku bilang mereka tidak secuek itu.

Asal-usul Punk sendiri

Punk adalah sebuah sub-budaya yang pertama kali muncul di London, Inggris. Punk waktu itu sejenis aliran musik tahun 1970an. Punk memang mengartikan dirinya sebagai ideologi yang berkaitan dalam aspek sosial politik. Punk berkembang di Indonesia mengiringi perkembangan musik rock pada era 70an. Dimana aliran punk mulai menginvasi aliran rock kala itu.

Sosok terkenal yang mengenalkan Punk ini dalam musik rock mereka antara lain God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy, Bentoel, Rawe Rontek serta rocker-rocker lainnya. Merekalah yang mempelopori perkembangan Punk di Indonesia, tentunya dengan diperkenalkannya gaya metal berupa gelang besi pakaian berantai besi dan sebagainya.

Komunitas punk memang sedikit banyak dinilai negatif, tapi sebenarnya selain mereka memiliki rasa kemanusiaan, solidaritas, mereka juga memiliki nilai imajinatif yang tinggi yang mereka lakoni disetiap aksi mereka, lihat saja lagu-lagu yang banyak bermunculan di jalanan yang liriknya kadang kala mengkritik aksi pemerintah. Lagu itu asli ciptaan mereka sendiri yang merupakan wujud paham anarkisme mereka terhadap keadaan suatu negara. (Nah, adakah diantara Sobat Penghuni 60 yang tahu akan lagu Punk Rock Jalanan yang populer itu? Pasti tau donk, lagu itu udah terkenal dimana-mana, lagu yang menceritakan tentang kisah cinta seorang anak punk dengan kekasihnya yang berbeda status. Ini membuktikan mereka, kalo mereka tidak sesangar itu. Ada sisi Melow dibalik penampilan urakan mereka.)


Kalo berbicara tentang komunitas yang satu ini, mungkin akan banyak hal-hal luar biasa yang akan kita temukan, tentang latar belakang mereka, kenapa mereka bisa memilih gaya hidup ini dalam hidupnya, apakah mereka tergolong ke dalam anak-anak gelandangan, ataukah sebenarnya mereka memiliki latar belakang cerita sendiri dalam hidup mereka.

Seperti yang pernah diungkapkan oleh salah satu temanku di Bandung, yang pernah terjun ke dalam komunitas ini, katanya, “sebenarnya mereka itu bukan anak-anak gelandangan yang murni musti hidup selalu di jalanan, tapi aku temukan ternyata sebagian dari mereka juga punya rumah, dan berasal dari anak orang kaya.”

Dari sinilah aku berpikir, mereka anak orang kaya, kenapa mau-maunya hidup di jalanan, bahkan tak jarang juga aku temukan mereka mengamen. Apakah hal ini harus kita kembalikan lagi kepada masing-masing dari orang tua yang mendidik mereka. Salah orang tua kah? Mungkinkah orang tua mereka tidak memberikan perhatian sebagaimana layaknya orang tua yang baik, sehingga komunitas punk lah yang menjadi pelarian mereka. Atau mereka sebenarnya tidak mengerti sama sekali tentang gaya hidup yang mereka jalani itu?

Namun bagiku, aku lebih memilih mengacungkan jempol untuk mereka, ketimbang bertepuk tangan untuk para koruptor yang ada di atas sana.

“Wajah boleh sangar, tapi hati tetap seputih salju”

Menurut pandangan kalian sendiri gimana?




Signp60


No comments:

Post a Comment