[Penghuni 60] Di pegunungan Laos Utara provinsi Xieng Khouang, nampak ribuan guci batu raksasa yang tersebar pada sebuah dataran yang luas. Guci tersebut memiliki berat hingga mencapai beberapa ton. Batu-batu guci itu terlihat ada yang berkelompok, ada juga yang menyendiri. Ada sekitar 3.000 guci yang tersebar di 90 lokasi. Setiap guci memiliki tinggi hingga 3 meter dan semuanya dipahat dari batu.
Beberapa guci nampak dihiasi dengan bentuk-bentuk ukiran relief pada bagian luarnya. Dataran guci batu ini diyakini sudah berusia 2.000 tahun dan merupakan salah satu situs arkeologi yang paling penting di Asia Tenggara.
Jika kita melihat bentuk bagian dari mulut guci itu, sepertinya guci tersebut memiliki pasangan, yaitu batu yang berfungsi sebagai tutupnya. Hal ini menandakan bahwa diperkirakan guci-guci tersebut adalah sebuah tempat untuk penyimpanan. Banyak spekulasi pendapat yang mengutarakan bahwa guci tersebut merupakan tempat untuk menyimpan proses fermentasi sake, atau mengumpulkan air hujan selama musim penghujan. Namun anehnya, disekitar guci juga ditemukan beberapa kerangka manusia, seperti tulang dan gigi, serta benda-benda keramik yang terkubur. Hal ini mengindikasikan bahwa relik ini berkaitan dengan praktek penguburan prasejarah.
Situs ini ditemukan pada tahun 1930-an oleh seorang arkeolog asal Perancis. Akan tetapi, konflik perang dan politik mencegah penggalian lebih lanjut di sekitar guci sampai tahun 1994. Selama perang Vietnam, banyak guci yang rusak akibat pengeboman. Diperkirakan 30 persen dari dua juta ton amunisi yang dijatuhkan di Laos pada saat misi pengeboman pasukan AS tahun 1964 - 1973, ternyata gagal meledak. Sehingga hal ini membuat proses penggalian situs menjadi lambat dan berbahaya.
No comments:
Post a Comment