Saturday, September 20, 2014

Bahan Berbahaya Dlm Produk Pembersih Rumah

Sabun, pelembut kain dan pengharum ruangan merupakan produk yang kita gunakan sehari-hari untuk menjaga kebersihan rumah. Ternyata, produk-produk tersebut menyimpan bahaya tersembunyi bagi kesehatan.

Alasannya, karena sebagian produk pembersih yang ada di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya. Jika terkena bahkan secara langsung setiap harinya, bisa berakibat pada gangguan pernapasan bahkan kerusakan ginjal.

Baca juga >> Pertolongan Pertama Bagi Anak Keracunan

Bahan Berbahaya Dalam Produk Pembersih Rumah

Nah, sobat Penghuni 60, berikut ini adalah bahan-bahan berbahaya yang ada di dalam produk pembersih rumah tangga, beserta solusi lain yang bisa Anda gunakan lebih aman.

1. Pengharum ruangan dan sabun cuci piring

Zat berbahaya: Phthalates

Phthalates biasanya banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga yang berbau harum, seperti pengharum ruangan, sabun cuci piring atau tisue wangi. Produsen biasanya tidak mencantumkan tulisan phthalates pada kemasannya, tapi jika anda melihat kata fragrance atau perfume dalam daftar kandungan zat, maka besar kemungkinan produk tersebut mengandung phthalates.

Bahayanya: Zat kimia ini bisa mengganggu kinerja kelenjar endokrin. Menurut temuan dari para peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention di Harvard School of Public Health, pria dengan konsentrasi phthalates yang tinggi dalam darahnya, jumlah spermanya berkurang. "Phthalates juga bisa memicu migrain dan asthma. Meskipun zat tersebut umumnya masuk ke tubuh lewat pernapasan, tapi bisa juga merusak lewat kulit. Phthalates yang terpapar lewat kulit bisa terserap dan mengenai organ-organ dalam," kata peneliti Alicia Stanton, MD, seperti dilansir laman Care2, Jumat (19/9).

Solusinya: Jika memungkinkan, pilihlah produk yang bebas wewangian atau mengandung bahan organik dan alami. Untuk pengharum ruangan, sebaiknya hindari produk yang mengandung aerosol. Ganti dengan minyak aromaterapi esensial atau cukup buka jendela rumah anda setiap pagi agar udara segar bisa masuk. Tempatkan juga beberapa tanaman di dalam maupun luar rumah, karena tanaman merupakan penghisap racun alami.

2. Sabun dan deterjen antibakteri

Zat berbahaya: Triclosan

Triclosan banyak terkandung dalam hampir setiap produk sabun cair, sabun batangan, deterjen dan sabun khusus tangan yang dilabeli anti-bakteri.

Bahayanya: Triclosan merupakan agen anti-bakteri yang sangat agresif, tapi justru bisa memicu pertumbuhan bakteri yang kebal terhadap obat. The American Medical Association pun tidak menemukan adanya bukti bahwa bahan anti-mikroba bisa membuat seseorang jadi lebih sehat atau lebih aman. Artinya, kita sebaiknya tidak menggunakan produk-produk anti-bakteri secara berlebihan karena justru berpotensi membuat mikroba jadi lebih kuat.

Selain itu, beberapa studi juga menemukan bahwa konsentrasi tinggi triclosan sangat berbahaya bagi habitat alga yang hidup di sungai dan aliran air. Triclosan juga bisa mengganggu keseimbangan dan fungsi hormon pada tubuh manusia.

Solusinya: Deterjen dan sabun biasa (tanpa triclosan atau anti-bakteri) sebenarnya sudah cukup untuk membunuh bakteri. Hanya gunakan produk mengandung triclosan jika anda berada di lingkungan yang sangat kotor dan penuh kuman, misalnya toilet umum, lokasi bencana atau setelah kontak langsung dengan luka menganga agar bakteri dan kuman bisa mati dengan cepat. Sementara untuk keperluan sehari-hari, hindari penggunaannya.

3. Pelembut kain

Zat berbahaya: Quartenary Ammonium Compounds (QUATS)

QUATS terdapat dalam cairan pelembut kain dan sebagian besar pembersih perabot rumah tangga yang dilabeli anti-bakteri.

Bahayanya: Quats merupakan bentuk lain dari anti-mikroba, dan efeknya sama seperti triclosan yang berpotensi menumbuhkan bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Quats juga bisa membuat kulit iritasi.Ssebuah penelitian yang dilakukan selama 10 tahun menemukan bahwa quats adalah salah satu pemicu terjadinya infeksi kulit. Quats juga diduga jadi penyebab gangguan pernapasan.

Solusinya: Kurangi bahkan jika perlu hentikan pemakaian pelembut kain. Untuk melembutkan kain, anda bisa gunakan bahan alami dengan campuran cuka dan tea-tree oil.

"Cuka merupakan pelembut kain yang alami. Tidak hanya bebas racun, tapi juga menghilangkan residu sabun dan deterjen," kata penulis 'The Naturally Clean Home' Karyn Siegel-Maier.

Sementara itu, tea-tree oil berfungsi sebagai anti jamur. Campurkan beberapa tetes tea-tree oil dengan satu sendok makan cuka, lalu campurkan ke dalam air di botol spray. Sebagai pengharum, tambahkan beberapa tetes minyak lavender. Gunakan campuran ini sebagai pengganti pelembut kain sekaligus anti-bakteri pada pakaian.

4. Cairan pembersih jendela dan dapur

Zat berbahaya: 2-Butoxyethanol

Zat 2-Butoxyethanol terkandung dalam cairan pembersih multifungsi, perangkat dapur dan jendela.

Bahayanya: 2-Butoxyethanol merupakan bahan utama pada pembersih jendela. Menurut Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, bahan ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan saat terhirup. Dalam konsentrasi tinggi, 2-Butoxyethanol juga bisa mengakibatkan narcosis (penurunan fungsi sistem saraf pusat), serta kerusakan pada liver dan ginjal. Efeknya bisa lebih berbahaya jika digunakan di dalam ruangan kecil dan tertutup.

Jika anda membersihkan di dalam area terbatas, misalnya kamar mandi tanpa ventilasi udara, anda bisa terkena paparan 2-Butoxyethanol dalam level yang tinggi.

Solusinya: Bersihkan kaca jendela dan cemin dengan koran bekas yang dibasahi cuka. Untuk membersihkan dapur, gunakan bahan pembersih buatan sendiri. Campurkan baking soda, cuka dan minyak esensial. Campuran ini menghasilkan formula pembersih alami yang aman bagi kesehatan.

-------
Semoga dengan adanya informasi bahan-bahan berbahaya yang terkandung dalam produk-produk rumah tangga di atas, bisa membuat kita jauh lebih waspada terhadap penggunaannya. Ingatlah, mencegah itu lebih baik daripada mengobati.




Signp60


No comments:

Post a Comment