Bayangkan, selama 20 tahun dalam hidupnya dihabiskan untuk membelah bukit. Semua dilakukan atas nama cinta.
Ya, ini adalah sebuah kisah besar tentang cinta. Cinta seorang manusia terhadap sesama, cinta seorang manusia terhadap pendamping hidupnya. Demi cintanya itu ia rela mengorbankan waktu dalam hidupnya. Ia rela menghabiskan sisa waktu dalam hidupnya, untuk mewujudkan sesuatu yang berharga bagi seluruh umat manusia.
Seharusnya ia patut disebut sebagai pahlawan. Seorang pahlawan yang tidak mengharapkan imbalan balas jasa ataupun bintang-bintang jasa. Seorang pahlawan yang akan selalu hidup dalam setiap nafas para penjejak kaki yang melintas dalam hasil karyanya. Sebuah maha karya terindah. Sebuah ukiran cinta demi sang istri tercinta. Inilah kisahnya, simak dan renungilah setiap pahatan kisah ini adalah sebuah dedikasi yang akan terkenang sepanjang jaman.
Tersebutlah seorang lelaki India yang bernama Dasrath Manjhi. Tempat tinggalnya merupakan desa terpencil yang terisolasi dari daerah lainnya. Tanpa bangunan sekolah, rumah sakit, bahkan pasar serta fasilitas umum lainnya. Sungguh merupakan sebuah desa yang benar-benar jauh dari banyak hal. Maka, jika ada yang ingin ke tempat lain, harus menempuh pendakian bukit yang terjal dan jauh.
Keprihatinan ini sudah banyak yang menyampaikannya kepada pemerintah. Namun semua itu hanya sia-sia saja. Tidak ada bantuan dari pemerintah untuk membuat jalan. Sehingga hal ini memunculkan niat mandiri para warga yang berusaha untuk membuat jalan. Tapi kebanyakan dari mereka akan menyerah sebelum menuntaskannya. Lain halnya yang dilakukan oleh Dasrath Manjhi. Dengan kekuatannya sendiri ia bangkit dan berniat melakukan pekerjaan besar itu, yaitu membelah bukit untuk membentuk jalan.
Dia bukanlah seorang Hercules, dia hanya memiliki kekuatan yang berasal dari sebuah cinta. Dengan pondasi cinta itulah ia bangkit dan menghabiskan waktu 20 tahunnya hanya untuk membelah bukit. Memakai peralatan sederhana berupa pahat, Dasrath pun berhasil menuntaskan pekerjaan besar itu. Bukitpun akhirnya terbelah, terbuka sebuah jalan yang bisa dilalui sepeda motor ataupun gerobak pengangkut jalan. Kini perjalanan penduduk yang hendak pergi ke tempat lain menjadi lebih mudah dan cepat, tidak harus memutari bukit serta mendaki.
Semua ini karena cinta. Cintanya kepada sang istri tercinta. Istri beliau meninggal karena sakit setelah terjatuh dan terluka. Karena di sekitar situ tidak terdapat rumah sakit, letak rumah sakit terdekat harus menempuh perjalanan yang jauh dan sulit. Maka Dasrath pun harus mengikhlaskan kepergian istrinya.
"Istriku, Faguni Devi, terjatuh dan terluka parah saat melintasi bukit ini. Saat itu, dia bermaksud membawakan air minum untukku. Dikarenakan letak peternakan tempatku bekerja berada di balik bukit ini. Sehingga membuat istriku harus naik dan turun bukit agar bisa menemuiku. Itulah hari dimana aku memutuskan untuk memahat bukit ini dan menjadikannya sebuah jalan." Kata Dasrath Manjhi.
Siapa yang tau akan kekuatan cinta? Cinta itu anugerah langsung dari-Nya. Jika cinta sudah berbicara, bukit gunung yang tinggi pun bisa dibelah. Dan perlu sobat Penghuni 60 ketahui, bahwa cinta pulalah yang bisa menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang lebih baik bagi semua insan.
So,
"Cintailah cinta. Jika tidak bisa mengingat cinta, ingatlah Sang Pemberi Cinta itu sendiri."
Berikut ini aku lampirkan videonya, semoga menginspirasi kalian:
No comments:
Post a Comment