Terkadang kita lupa bahwa kita hidup di dunia ini tidak akan mampu hidup sendirian. Kita juga membutuhkan orang lain, memerlukan bantuan orang lain disekitar kita. Itulah manusia, tak ada manusia yang sempurna. Sesungguhnya, manusia di ciptakan penuh perbedaan itu untuk saling melengkapi, bukan untuk tercerai berai dan bermusuhan satu sama lain.
Pernahkah kalian berpikir, bahwa apa yang kita lakukan terhadap orang lain, akan kita rasakan pada diri kita sendiri, contoh sederhana, kita selalu murah senyum terhadap orang lain, maka orang lain pun akan murah senyum kepada kita.
Sebuah cerita kecil ingin kembali aku ceritakan untuk kalian semua sobat Penghuni 60 yang masih setia mengikuti update dari postingan blog ini. Semoga cerita ini bisa membawa hikmah dan motivasi tersendiri untuk kalian semua.
Rumah Seribu Cermin
Dahulu, di sebuah desa kecil yang terpencil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama “Rumah Seribu Cermin.” Suatu hari seekor kucing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi “Rumah Seribu Cermin”. Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.
Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi. Ekornya bergerak-gerak secepat mungkin. Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria kucing-kucing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat.
Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah kucing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat. Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, “Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat aku akan kembali mengunjunginya sesering mungkin.”
Sesaat setelah kucing itu pergi, datanglah kucing kecil yang lain. Namun, kucing yang satu ini tidak seceria kucing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu. Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah kucing kecil yang muram dan tidak bersahabat.
Segera saja ia menyalak keras-keras, dan dibalas juga dengan seribu raungan yang menyeramkan. Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah itu sambil berkata pada dirinya sendiri, “Tempat ini sungguh menakutkan, aku takkan pernah mau kembali ke sini lagi.”
Semua wajah yang kita temui setiap hari adalah cerminan wajah kita sendiri.
Nah, wajah bagaimanakah yang tampak pada orang-orang yang anda jumpai, sesungguhnya itulah wajahmu sendiri?
No comments:
Post a Comment