Friday, August 19, 2011
Tradisi "Ngobrog" Bangunkan Sahur
Ada tradisi yang unik di daerahku, Cirebon. Selama bulan Ramadhan ini, menjelang makan sahur, suasana nampak riuh. Ada beberapa warga saling memukul berbagai benda yang menghasilkan bunyi-bunyian seperti bedug dan kentongan. Tradisi yang sudah berlangsung turun temurun itu terkenal dengan nama “ngobrog”.
Sayang, kini tradisi tersebut sedikit mengalami pergeseran. Sejalan perkembangan zaman, cara ini juga mengalami perubahan. Tidak hanya kentongan dan bedug yang digunakan. Namun, para pengobrog sudah mulai memainkan alat musik seperti organ dengan sound system yang lengkap. Tak ketinggalan sang penyanyi wanita pun turut meramaikannya. Dan cara ini cukup ampuh membangunkan warga yang sedang tidur terlelap.
Lalu, apa sebenarnya obrog itu?
Nama obrog berasal dari bunyi alat musik yang sering dipakai, semacam kendang (gendang). Tidak diketahui dengan pasti kapan kesenian ini tercipta. Obrog merupakan kesenian yang banyak ditemui selama bulan Ramadhan. Selama sebulan penuh, rombongan musik obrog berkeliling dari desa ke desa guna membangunkan warga untuk segera bergegas makan sahur. Mereka menyusuri desa-desa dengan memainkan alat-alat musik dan bernyanyi pagi-pagi buta. Biasanya beraksi mulai pukul 2 atau 3 dini hari.
Menurut para pengobrog, mereka mulai berkumpul dan berkeliling sekitar pukul 22.00 WIB. Mereka beraksi hingga menjelang sahur dengan membawakan berbagai lagu: kebanyakan dangdut dan Tarling (gitar suling). Memang lagu jenis ini paling ngetren di masyarakat Cirebon.
Uniknya lagi, tidak semua orang dewasa saja yang turut meramaikan ngobrog ini, tapi anak-anak juga ikut-ikutan ngobrog, dengan peralatan yang tidak semewah organ mereka menggunakan bambu-bambu yang dibuat sedemikian rupa lalu memukul salah satu bagian ujungnya dengan menggunakan sandal. Cukup unik memang. Tapi setidaknya tujuan mereka satu, yaitu membantu masyarakat agar bisa terbangun saat sahur.
Dan sebagai imbalan balas jasa untuk mereka. Nantinya satu hari sebelum menjelang lebaran, para pengobrog ini akan menagih ke tiap rumah satu-persatu, mereka meminta ala kadarnya saja, seikhlasnya, masyarakat pun tidak keberatan memberi mereka. Ada yang memberi uang, beras, ataupun bentuk lainnya.
Tradisi ini sampai sekarang masih terus berlangsung. Dan mudah-mudahan kesenian unik yang ada setiap bulan Ramadhan ini akan tetap lestari.
Nah, kalo didaerah sobat Penghuni 60 ada tidak tradisi seperti ini?
Labels:
Tradisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment