Dua tahun sudah berlalu. Harusnya waktu sudah bisa merubah segalanya. Tapi mengapa aku merasakan perubahan itu justru lain dari yang aku inginkan. Aku kah yang salah? Seperti yang selalu kau lontarkan padaku. Memang, terkadang aku sendiri membenci kepribadianku ini. Aku yang acuh, aku yang pendiam, aku yang sombong, aku yang tak tahu malu, semua itu menghujamku bertubi-tubi hingga terasa sakit hatiku.
Tidakkah mereka mengerti, hingga mengucapkan semua itu?
Aku hanyalah sosok yang ingin tetap bertahan. Meski gelombang badai terus menerus menghantamku. Aku hanyalah sosok yang ingin terus diam. Tanpa peduli omongan-omongan yang menusuk telingaku.
Tapi mengapa tidak sedikit pun kau tahu, apa yang aku inginkan. Yang nampak di matamu hanya mereka, mereka, dan mereka. Pandanglah aku! Aku disini mengharapkanmu. Mengharapkan belaian dan senyum manismu. Seperti di awal perjalanan kita.
Tapi kemarin..
Kemarin kau buat suasana seperti Halloween. Hitam kelam langit menyeramkan kurasakan. Seolah tanpa setitik cahaya penerang. Ada apakah denganmu? Tolong jelaskan biar aku mengerti. Tapi sebelum itu, sudah mengertikah kau isi hatiku?
Aku sebenarnya tak menginginkan hal ini. Sadarkah kau betapa aku merasa tak berarti saat kau mengucapkan kata itu. Aku tahu aku bukanlah yang terbaik. Aku bahkan tak bisa menjadi yang terbaik. Tapi aku disini punya cinta. Cinta yang tumbuh saat pertama kali ku memandangmu. Dan cinta itu akan tetap kokoh tak tergoyahkan oleh apapun. Takkan pernah berubah terpengaruh oleh apapun.
I can be your hero baby
I can kiss away the pain
I will stand by you forever
You can take my breath away
Sayang,
Jika kau tak bisa mengingat cinta. Ingatlah Sang Pemberi Cinta itu sendiri. Karena sesungguhnya aku tak ingin jauh darimu. Aku ingin selalu bersamamu. Hingga usia senja kita. Hingga akhir hayat kita.
Karena rasa takut Halloween ku adalah...
...kehilanganmu.
[Ruang Hati Penghuni 60, 01-10-12]